Jumat, 23 Desember 2011

Menggapai Malam Lailatul Qadar

RESENSI BUKU


Menggapai Malam Lailatul Qadar
Ahmad Rifa’I Rif’an
PT Elex Media Komputindo
212 Halaman
Cetakan Pertama 2011


Ahmad Rifa’i Rif’an, penulis buku Menggapai Malam Lailatul Qadar, banyak menulis buku - buku islami yang menarik untuk dibaca. Pada usia remaja, ia menempuh pendidikan islami di pesantren Miftahul Qulub, Lamongan. Menikmati pendidikan formal di MI Islamiyah, SMPN 1 Turi, SMAN 1 Lamongan, serta kuliah di Mechanical Engineering ITS Surabaya.
            Penulis berbakat ini aktif di berbagai organisasi intra maupun ekstra kampus. Tidak hanya pandai dalam menulis sebuah buku, tetapi ia pun pandai dalam memimpin sebuah organisasi. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa organisasi yang dipimpin olehnya. Seperti, Ketua Kajian di Indonesian Islamic of Student Movement, Ketua Kaderisasi UKM Penalaran ITS, Ketua Pers dan Pewacanaan Kampus Indonesian Islamic of Student Movement Cabang Surabaya, Pimpinan Redaksi di Ismail Network, Pengajar di sekolah Rakyat Keputih Surabaya, dan lain – lain.
            Beberapa jenis buku yang telah ia tulis yaitu Sukses Tanpa Sarjana (Marsua Media, Surabaya), Tombo Ati (Elex Media Komputindo, Jakarta), Karena Allah Tak Pernah Tidur (Az-Zahra Media, Yogyakarta), Tuhan Maaf Kami sedang Sibuk (Elex Media Komputindo, Jakarta), Lulus Ujian dengan Pertolongan Langit (Elex Media Komputindo, Jakarta) dan lain – lain.
            Buku ini ditulis dengan menggunakan bahasa yang sederhana, dan penggambaran suatu hal yang sederhana pula sehingga para pembaca, baik dari kalangan atas maupun kalangan bawah, sangat mudah untuk memahami isi dari buku tersebut. Seperti yang ada pada cuplikan artikel berikut :
“Ramadhan yang seharusnya menjadi bulan mengistirahatkan nafsu, justru tampak seperti bulan-bulan yang lain. Bahkan ada sebagian orang yang ketika Ramadhan hadir ia justru mengeluh, ‘Ramadhan lagi’’Ramadhan lagi!’.”   Halaman 13
“Sangat wajar jika puasa menjadi perisai dari api neraka, karena orang yang berpuasa secara otomatis akan menjauhkan dirinya dari perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan Allah. Orang yang berpuasa berusaha sebisa mungkin untuk mengendalikan dirinya dari aktivitas yang bisa mengundang murka Allah.”  Halaman 33
“Selain Maha Pengasih, Maha Penyayang, Mahakuasa, ternyata Allah juga Maha Pencemburu. Allah cemburu ketika hamba-Nya menduakan-Nya dengan makhluk-Nya. Allah cemburu ketika kecintaan kita kepada-Nya lebih rendah ketimbang kadar cinta kita kepada selain-Nya.” Halaman 77

Selain menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, buku yang terbit pada tanggal 20 Juli 2011 ini juga mengajak para pembaca untuk merenung serta memperkaya wawasan dalam Islam. Dalam buku ini akan dibahas banyak hal, seperti bagaimana reaksi kita sebagai muslim ketika tahu bahwa Ramadhan tahun ini akan dibatalkan, bagaimana kita menyelami makna jihad yang sebenarnya, apa saja indikasi ketakwaan seorang hamba, tips dan trik agar Lailatul Qadar 100% tergapai, memanfaatkan bulan Ramadhan untuk merekonstruksi orientasi hidup, dan masih banyak lagi yang tak mungkin kami jelaskan satu persatu disini.
Keunggulan lain dari buku ini yaitu pembagian 30 bab tentang renungan Ramadhan. Setiap bab yang dijelaskan pun tidak panjang, sehingga kita bisa dengan cepat menangkap apa yang dipaparkan oleh penulis. Ditambah lagi dengan dalil naqli yang berkaitan dengan tema tiap bab yang dibahas, membuat pembaca menjadi semakin yakin, dan benar – benar merenungkan tentang bulan Ramadhan. Dengan pembagian 30 bab dalam buku ini dapat membuat kita lebih faham akan datangnya bulan Ramadhan, namun ada beberapa baba yang mampu membuat para pembaca bosan membacanya. Hal itu dikarenakan terlalu banyaknya pembagian bab dalam buku ini, selain itu terdapat beberapa bab yang hadirnya hanya untuk mempercantik buku itu saja.
Mengapa kita harus benar – benar merenungkan bulan Ramadhan ? Karena bulan Ramadhan adalah bulan termulia di antara bulan lain. Yaitu bulan ketika pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup. Bulan ketika mukjizat terbesar, Al Quran, diturunkan. Tentu kita berharap pada bulan ini kita mendapatkan rahmat, maghfirah, dan terbebas dari api neraka. Serta satu malam yang paling ditunggu – tunggu umat muslim, yaitu Lailatul Qadar atau malam seribu bulan.
Apa Lailatul Qadar itu ? Yaitu malam misteri yang setara dengan seribu bulan, bahkan Rasulullah pun tak diberi informasi kapan malam seribu bulan itu. Dengan membaca buku ini, kita diberikan sedikit tips dan trik, agar kita bisa mencapai Lailatul Qadar. Buku ini juga menyisipkan amalan-amalan yang baik di lakukan saat bulan Ramadhan. Seperti, melakukan sedekah, mengaji, menolong orang lain, membayar zakat, dll.
Apakah buku ini tidak memiliki kekurangan ? Tentu ada, bukan buatan manusia jika tidak ada kekurangan. Dalam membaca buku ini diperlukan kesabaran. Karena tema yang dibahas adalah agama, yang terkadang membuat sebagian orang merasa bosan. Tetapi hal tersebut bisa diatasi dengan keinginan kuat untuk memperdalam wawasan agama. Serta buku ini menarik dibaca hanya ketika bulan Ramadhan. Selewat bulan itu, bahasan dalam buku itu menjadi kurang menarik. Karena kurang sesuai dengan momen yang dibahas dalam buku Menggapai Malam Lailatul Qadar ini.
Buku karya Ahmad Rifa’I Rif’an ini cukup diterima dikalangan masyarakat Indonesia. Dengan pemakaian cover yang menarik dapat mengangkat nilai jual buku tersebut. karena kebanyakan masyarakat Indonesia lebih melihat cover luarnya terlebih dahulu daripada isinya.
Buku ini pun memiliki nilai lebih dibandingkan buku yang lain karena penulis selalu menyisipkan beberapa hadist yang dapat memperkuat penjelasannya sehingga sebagai pembaca yang masih dalam tahap belajar agama islam kita semakin mengetahui betapa besarnya Allah SWT dan betapa indahnya islam. Dalam buku ini terdapat beberapa kisah renungan dan teladan yang dapat kita gunakan sebagai tolak ukur kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar