Jumat, 23 Desember 2011

MAba SI ITS SERBU 103



Tepat saat matahari masih berlari menginjak peraduannya dan saya masih menikmati kenyamanan kampus ITS, yaitu jurusan sistem informasi. Tak heran melihat beberapa pemandangan yang sepi. Hari itu hari jum at, jelas dapat saya simpulkan mas dan mbak jurusan sibuk dengan kelas mereka masing-masing, sedangkan MABA akan merengguk rasa rindu kepada keluarganya di kampung halaman dengan suka hati. Pulang kampung, itulah kata-kata yang sering terdengar ditelinga saya.
Sejenak saya beranjak dari tempat duduk saya dan berjalan mengelilingi kampus jurusan sistem informasi, sebagai pelengkap rasa saya sebagai penikmat kenyamanan. Tentunya karena kesempatan yang telah diberikan Allah pada saya. Menit berlalu, tetapi ada kesimpulan saya yang keliru rasanya, maba-maba itu berkurumun di depan 103. Sejenak saya dekati dan 103 adalah kelas yang ternyata sudah banyak maba disana. Berebut kursi duduk, berlomba-lomba menempati posisi terdepan bahkan memindahkan kursi dari kelas lain di kelas 103. Siapapun itu, tak peduli laki-laki ataupun perempuan pasti akan memindahkan kursinya dengan sergap bila ia tak dapat tempat. Mereka yang memakai baju batik dan muka yang sumringah meski berkeringat menunjukkan kegigihannya untuk ingin memasuki kelas tersebut.
Rudi santoso. Siapakah ia gerangan? Hingga dapat menggelegarkan hati setiap maba untuk ingin menemuinya. Apakah ia memiliki kesalahan pada MABA hingga akhirnya akan dihantam para MABA jurusan sistem informasi ini? Saya masih menikmati kecurigaan serta rasa penasaran saya.
Menulis populer inilah yang ingin mereka dapatkan dari sosok Rudi santoso ini. Apapun yang berselingan dengan menulis populer ia katakan. Menjelaskan dengan penuh cinta dan rasa. Membeberkan tiap kebutuhan menjadi seorang penulis populer masa kini.  Beberapa yang saya dengar adalah belajar mengenali tata bahasa dan gaya bahasa media yang akan dituju, membuat judul yang agitatif dan positif, menyertakan data sederhana sebagai pendukung atau bisa juga memasukkan kutipan dari tokoh yang menulis hal serupa di media sebagai perujuk tulisan dan banyak lagi strategi tentang menulis popular lainnya. Benar-benar menakjubkan, apa yang saya dengar menggugah saya ingin mencoba menulis. Mencoba merekam peristiwa demi peristiwa menjadi sebuah tinta diatas kertas.
Pak rudi santoso ini ternyata juga tidak hanya bercuap-cuap tentang menulis populer tetapi juga memberikan motivasi kepada para maba sistem informasi untuk selalu mencoba dan mencoba untuk menulis. Hasil reklame indah yang nantinya akan dibaca oleh segala penjuru dunia. Banyaklah membaca agar tahu banyak model tulisan katanya. Kalimat itu yang masih melekat pada memori saya. Terang saja bila maba-maba sangat antusias dengan peristiwa ini. Banyak tangan – tangan di acungkan. Pertanyaan –pertanyaan yang sangat cerdas mereka lontarkan dan pak rudi pun selalu memberikan jawaban yang memuaskan pada mereka. Bahkan tak jarang pak rudi memberikan apresiasi bagi penanya. Meski hanya sebuah tepuk tangan dan senyuman saya rasa hal itu sangat berarti. Karena belum tentu, saya akan mendapat senyumnya lagi di kesempatan lain.
Bagaimana dengan anda? Saya rasa anda juga dapat menulis populer. Anda dapat mengawalinya dengan membaca buku-buku kesukaan anda lalu memperluas model membaca dengan membaca ritme buku yang lain. Bisa juga anda mengikuti seminar – seminar menulis populer ini. Sehingga anda dapat ikut berpartisipasi merekam segala peristiwa-peristiwa yang ada disekitar anda. Saya telah mencobanya dan sangat mengasyikkan











 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar