Jumat, 23 Desember 2011

'THE SOCIAL NETWORK', Kisah Terciptanya Facebook






Genre
:
Drama
Release Date
:
October 1, 2010
Director
:
David Fincher
Script
:
Aaron Sorkin
Producer
:
Scott Rudin, Kevin Spacey, Michael De Luca
Distributor
:
Columbia Pictures
Duration
:
190 minutes
Budget
:
US$47 million
Official Site
:
Sinopsis:
Saat Mark Zuckerberg (Jesse Eisenberg) menciptakan Facebook, pernahkah terbayang di benak pria muda ini bahwa ia bakal menjadi jutawan termuda dan apa yang ia ciptakan bakal menjadi sebuah fenomena? Mungkin tidak, tapi yang pasti itulah yang benar-benar terjadi. Dan yang lebih pasti lagi, tidak mungkin kita bisa punya 500 juta kawan tanpa punya satu pun musuh.

Suatu malam di tahun 2003, Mark Zuckerberg duduk terpaku di depan komputer miliknya. Di benaknya berkecamuk sebuah ide yang harus segera ia wujudkan dan tak berapa lama kemudian, konsep dasar Facebook pun tercipta, meski saat itu masih belum bernama Facebook. Tak perlu lama buat konsep ini untuk menemukan bentuknya di kalangan pengguna internet, terutama para mahasiswa di seputar Amerika Serikat. Dalam waktu singkat, terciptalah apa yang kemudian menjadi revolusi dalam cara berkomunikasi.
Enam tahun kemudian, Mark Zuckerberg telah memiliki 500 juta teman di situs yang ia buat dan di saat yang sama Mark juga menjadi jutawan termuda saat itu. Sayangnya, tak semuanya bisa berjalan lancar. Perjalanan Mark juga diwarnai masalah pribadi dan urusan dengan hukum. Dan seperti disebutkan di atas, tak mungkin kita punya 500 juta teman tanpa punya satu pun musuh.

Review:
Ide pembuatan film THE SOCIAL NETWORK sendiri sebenarnya jauh dari kata menarik. Walaupun tak bisa disangkal bila Facebook sudah menjadi bagian dari hidup kita semua namun untuk mengikuti kisah terciptanya situs jejaring sosial ini sendiri dalam bentuk feature film yang kurang lebih berdurasi dua jam bisa jadi bukanlah ide ideal. Nyatanya, duo David Fincher dan Aaron Sorkin bisa membuktikan kalau pernyataan itu salah.
Mungkin semua pengguna Facebook ingin tahu bagaimana awal terciptanya situs ini tanpa harus susah-susah membaca Wikipedia namun kalau dipikir, apa yang sebenarnya bisa divisualisasikan tanpa membuatnya jadi tontonan yang membosankan? Nyaris tak ada karena mengikuti proses pembuatan situs jejaring sosial ini sendiri bisa jadi adalah pengalaman yang membosankan.
Kuncinya adalah pada penyusunan naskah dan penyutradaraan. Aaron mampu menulis ulang buku THE ACCIDENTAL BILLIONAIRES karya Ben Mezrich menjadi bentuk naskah film yang mudah dicerna tanpa meninggalkan esensi dari versi aslinya sendiri. Untuk menyebut THE SOCIAL NETWORK ini sebagai kisah nyata, barangkali agak susah, karena Mark Zuckerberg sendiri sepertinya tak sepenuhnya mengamini semua 'fakta sejarah' yang dipaparkan dalam film ini namun terlepas dari itu semua, THE SOCIAL NETWORK sudah memberikan gambaran jelas bagaimana sebenarnya awal mula situs yang bikin heboh ini.
Berdasar naskah yang sudah cemerlang ini, David Fincher pun jadi lebih mudah mengarahkan para aktor dalam film ini untuk mencapai visualisasi yang ada dibenak sutradara ini. Bagusnya lagi, Jesse Eisenberg, Andrew Garfield, bahkan Justin Timberlake pun mampu menghidupkan karakter yang mereka bawakan. Dialog jadi terasa hidup, seolah sedang menyaksikan orang-orang yang tidak sedang sekedar berakting.(kpl/roc)







'TANGLED', Si Cantik Penghuni Menara





Genre
:
Animation
Release Date
:
November 24, 2010
Director
:
Nathan Greno, Byron Howard
Script
:
Dan Fogelman
Producer
:
Roy Conli, John Lasseter, Glen Keane, Philip Lofaro
Distributor
:
Walt Disney Pictures
Duration
:
100 minutes
Budget
:
US$80 million
Official Site
:

Sinopsis
Flynn Rider (Zachary Levi) mengira ia telah menemukan tempat persembunyian ideal saat ia melihat menara yang tinggi menjulang di hadapannya. Celakanya, ternyata menara tinggi ini bukannya menjadi tempat persembunyian sempurna tapi malah membuat Flynn harus berurusan
dengan seorang gadis cantik yang telah lama menghuni menara itu.
Rapunzel (Mandy Moore) telah berada di menara tersebut seumur hidupnya. Ia tak pernah melihat indahnya dunia di luar menara sempit itu. Sejak kecil ia telah diculik dan ditahan di dalam menara yang telah menjadi rumahnya ini. Saat melihat, Flynn, Rapunzel melihat kesempatan buat keluar dari menara itu dan melihat indahnya dunia.
Dengan segala macam cara Rapunzel pun berusaha membujuk Flynn Rider untuk membawanya turun dari puncak menara dan melihat lentera-lentera terang yang selalu ia lihat setiap tahunnya. Tentu saja perjalanan menuju ibu kita ini bukanlah perjalanan yang mudah belum lagi mereka berdua masih harus turun dari puncak menara dalam keadaan selamat.
Review
Kalau kisah di atas terasa akrab di telinga, Anda tidak salah. Film buatan Walt Disney Animation Studios ini sebenarnya mengangkat kisah klasik berjudul Rapunzel. Bahkan awalnya pun Disney bermaksud menggunakan judul aslinya meski akhirnya judul TANGLED yang akhirnya digunakan. Seperti biasa, soal animasi Disney tahu persis formula yang tepat untuk merangkul penonton dari berbagai usia. Jadi, bisa dipastikan TANGLED ini bakal mampu mengembalikan modal pembuatan film ini sekaligus mendatangkan keuntungan lumayan besar buat Disney.
Dari sisi visual, TANGLED ini memang tak ada masalah. Kualitas animasi Disney memang sudah teruji dan tak ada alasan untuk mempermasalahkannya kali ini. Tentu saja ini bukan satu-satunya andalan Disney kali ini. Para pengisi suara termasuk Mandy Moore bekerja dengan baik. Mereka mampu menghembuskan roh ke dalam karakter-karakter animasi ini dan membuatnya seolah benar-benar hidup.
Dari sisi alur kisah, Dan Fogelman, yang dipercaya menulis naskah film ini sepertinya tak mau terikat dengan kisah karya Brothers Grimm itu. Meski secara garis besar cerita yang diusung tetap sama namun Fogelman masih berani bermain-main dengan mengubah beberapa detail dari kisah ini. Hasilnya ternyata lebih mantap. Paling tidak, kisah yang berusia hampir dua abad ini terasa lebih fresh dan relevan de ngan situasi saat ini.

'TANAH AIR BETA', Problema Keluarga Akibat Pertikaian di Perbatasan



Genre
:
Drama
Jadwal Tayang
:
17 Juni 2010
Sutradara
:
Penulis
:
Armantono
Produser
:
Produksi
:
Alenia Pictures

 Pemain: Alexandra Gottardo, Asrul Dahlan, Griffit Patricia, Yahuda Rumbindi, Marcel Raymond, Lukman Sardi, Ari Sihasale, Robby Tumewu, Tessa Kaunang
Tatiana (Alexandra Gottardo) terpaksa merelakan tinggal berjauhan dengan anak lelakinya, Mauro (Marcel Raymond), akibat berpisahnya Timor-Timur dari Indonesia. Tatiana tinggal di sebuah kamp pengungsian di Kupang NTT bersama putrinya, Merry (Griffit Patricia). Sementara, sang kakak, Mauro tinggal di Timor Leste, bersama pamannya.
Meski tak terlalu mengerti konflik yang sedang terjadi, tapi Tatiana tidak menyerah dengan kehidupan yang dijalaninya. Ia mengajar di sekolah darurat yang ada di kamp tersebut. Merry yang semula bersedih karena kehilangan kakak laki-lakinya mulai mendapat keceriaan lagi lewat teman-temannya. Salah satunya Carlo (Yehuda Rumbindi), yang selalu jail dan mengganggu Merry.

Menjadi seorang guru, Tatiana selalu berusaha tegar di depan murid-muridnya. Kerinduannya terhadap anak laki-lakinya ia simpan dalam hatinya. Ketidakpastian kapan ia bisa menemui putranya tidak membuat Tatiana jadi putus asa. Ia lalu bertemu dengan seorang petugas relawan (Lukman Sardi), yang memberinya harapan bahwa ada kemungkinan ia bisa bertemu dengan putranya.
Setelah sukses menghadirkan film keluarga yang sarat akan pesan, Alenia Picture kembali menyuguhkan film keluarga, TANAH AIR BETA. Tak hanya ingin menyampaikan pesan membangun rasa cinta tanah air di kalangan generasi muda, film ini ini juga menampilkan keindahan alam Indonesia Timur. Jadi tak ada salahnya jika mengajak serta anggota keluarga untuk menyaksikan film ini untuk mengisi saat liburan.



TORY STORY


Resensi Film :


Genre
:
Animation
Release Date
:
June 18, 2010
Director
:
Lee Unkrich
Script
:
Michael Arndt
Producer
:
Darla K. Anderson, John Lasseter
Distributor
:
Walt Disney Pictures
Duration
:
103 minutes
Budget
:
US$190 million
Official Site
:
Di tahun 1995 lalu, Pixar Animation Studios mengajak kita untuk bertualang ke negeri mainan dengan munculnya TOY STORY yang memukau. Tak hanya soal animasinya saja yang top quality, para aktor kawakan seperti Tom Hanks dan Tim Allen pun dipercaya untuk mengisi suara film yang berhasil mengeruk keuntungan besar buat Pixar ini.

Empat tahun kemudian sekuel pun diluncurkan dan masih menggunakan Tom Hanks dan Tim Allen sebagai pengisi suara. Bagian kedua ini pun tak kalah suksesnya dari sisi penjualan. Film ini pun masih tetap mengusung tema petualangan koleksi mainan milik Andy yang digambarkan hidup layaknya manusia.
Kini berselang hampir sepuluh tahun dari bagian kedua, Pixar kembali mencoba mengulang dua sukses sebelumnya dengan menawarkan konsep yang masih tak jauh beda dengan dua bagian sebelumnya. Jeda sepuluh tahun membuat Pixar harus menyesuaikan alur cerita. Kini digambarkan Andy (John Morris), sang pemilik koleksi mainan termasuk Woody (Tom Hanks) sang koboi dan Buzz (Tim Allen) sang astronot, akan masuk kuliah dan bermaksud menyimpan seluruh koleksi mainannya di gudang kecuali Woody.

Celakanya, karena satu kesalahan, mainan ini malah dikirim ke children day care (tempat penitipan anak). Buzz dan mainan yang lain merasa Andy sudah tak membutuhkan mereka lagi dan bermaksud menikmati petualangan mereka di tempat baru ini. Woody, di lain sisi, yakin bahwa ini adalah sebuah kesalahan dan Andy tak pernah bermaksud mencampakkan mereka.
Review
Bagian ketiga yang kabarnya juga akan jadi bagian penutup ini memang layak dapat acungan jempol. Seperti biasa, Pixar memang tak hanya piawai membuat animasi namun jago dalam mengolah cerita yang sanggup merangkul segala usia. Mereka yang masih kecil akan sangat menikmati petualangan Woody dan kawan-kawan sementara mereka yang sudah dewasa akan melihat sisi lain dari cerita yang ditawarkan film ini.
Dari sisi visual, TOY STORY 3 ini jelas adalah sebuah perkembangan dari bagian-bagian sebelumnya. Kualitas animasi jelas meningkat tanpa harus meninggalkan karakter tiap-tiap tokoh yang ada. Soal pengisi suara, Tom Hanks, Tim Allen, Joan Cusack, dan kawan-kawan jelas bukan orang baru di dunia film dan mereka jelas tahu bagaimana mengembuskan roh ke tiap-tiap karakter yang ada di layar.
Bukan tidak mungkin, TOY STORY 3 ini bakal jadi film animasi terbaik sepanjang tahun 2010 ini. Kita lihat saja apakah karya Pixar ini bisa mengulang sukses UP di ajang Oscar nanti.